Sampai saya menuliskan dan sukses memposting tulisan ini, status saya masih berkitar pada area ‘pencari kerja’.
Menyebalkan? Ya. Saya sedang menanti dua pertaruhan yang bikin perut saya tergelitik, sensasi mual, dan insomnia tengah malam. Paranoia saya berkembang pada setiap telepon dengan nomor asing, SMS dengan nomor tak dikenal, selama beberapa minggu terakhir ini. Menyebalkan? Ya.
Rasanya saya ingin tidur dan voila! Saya telah meraih satu. Urik ya? Memang. Masa penantian pasca ber-toga, itu jauh lebih menggelikan—kalau saya boleh menyederhanakan kata ’mengerikan’—daripada jam-jam panjang nan bosan menanti dosen pembimbing di lorong. Lebih menegangkan, menanti panggilan jackpot mana lagi yang hadir di e-mail saya, di handphone saya, alih-alih maju sidang. Enam bulan di depan laptop, dalam perpustakaan, mengintip diantara buku tebal dan berdebu, tidak ada apa-apanya dengan perjuangan setelah ini. Dan rasanya, antara skripsi dan mencari kerja bagaikan keluar dari lubang buaya masuk ke mulut singa, jika posisimu cenderung ngambang :D
ntar kl kerja masuk mulut dinosaurus??
BalasHapus