Rabu, 23 Mei 2018

Kelas Bermain Rabu : Keep going, Kid


Ahem.
Alhamdulillah saya 'masih' membulatkan tekad bikin kelas bermain untuk Cupis. Sebenarnya ingin membuat materi untuk mengembangkan pencil grasp Cupis. Bahannya sudah ada separuh, namun waktunya~ah sudahlah. Terus terang saya memang perlu sembunyi-sembunyi bikin materi agar pas hari H tetap jadi kejutan untuk Cupis. Jadi, mau tak mau materi pencil grasp 'khusus' ala idealisme tadi di skip dulu untuk kelas berikutnya. Kali ini harus 'puas' dengan materi lain dulu :')

Dari hasil review per kelas bermain Senin lalu, saya tetap mempertahankan waktu yang singkat per materi atau kondisional demi melihat mood Cupis. Dan tetap ada hint di akhir, dong. Iya, masih mencari cara agar proses belajar ini menjadi unconditional willing (istilah apa sih, Bu~ hahahaha), tidak dipaksa karena selalu ada reward, begitu.


Kelas Bermain Rabu.


Masih berbau tracing pola seperti kelas Senin lalu, kali ini Cupis disodorin tracing alfabet A sd D. Responnya? Langsung mendesah dan bilang, "Banyak kali, Ibu." bikin gemes geregetan. Alhasil menyemangati dia untuk mengerjakan satu per satu. Garapnya pun random, dari A lalu B, bali A lagi, dst dst. Yasudahlah~ yang penting #lemesinjari

Coba tebak, ini apa? Hahaha. Mendadak saya kepikiran bikin cottonball-sheep. Tapi tetap ingin ada unsur gunting dan tracing. Okelah, buk!

Yang ini ide last-minute. Konsep matching number.

Sempat galau apakah Cupis diajarkan mewarnai secara 'pakem' atau sekalian asah kreativitas dengan tidak melulu sesuai aturan. Akhirnya saya lebih memilih untuk mengajarkan 'kreativitas' . Maksudnya, Buk? Nanti ada, kok di bawah. Hehehe.

#lemesinshay

Pencil grasp nya bikin saya gemas! Sabar Buk, sabar! It's all about process and consistency. Amin.





Agak berlebihan plus tricky, sih. Apalagi guntingnya rada kurang sesuai usia... Tak apa ya Nak, dicoba *ngeles* tapi so far so good, kok!



 

Sampai di aktivitas ini, Cupis sudah mulai gelisah dan drama. Saatnya kesabaran Ibuk diuji. Hahaha. Cupis perlu beberapa kali diarahkan apa yang dimaui dari tugas 'matching number' ini. Yang penting 'matching' dulu, perkara ini itu angka berapa, nanti ya Nak!





Hari ini saya kembali disadarkan tentang pentingnya 'kerjasama' dengan Cupis. Terutama lebih tanggap dengan mood dia. Ya, meski bagaimanapun, Cupis masih anak-anak, kan? Inner child saya harus lebih digali, sepertinya. Because it should be fun. More!

Dan inilah, hasil jadi 'kerjasama' Ibuk yang keringetan plus Cupis yang berusaha bertahan dari bosan dengan bujukrayu hint :')


Keriting. Ibuk sebenarnya sudah memberi instruksi arah mulai menggoreskan huruf, namun sepertinya Cupis belum ingin mengikutinya :0 oya, sheet ini saya laminating biar awet berkali-kali. Hehe.

Si domba kapas. Pretty cool Kid, no? Saya pikir Cupis bakal menempelkan kapasnya jarang-jarang sampai keluar garis. Eh ternyata tidak! *claps*

Another matching number game. Ini yang tadi saya bilang 'mengasah kreativitas'. Saya terpikir mengajarkan Cupis, bahwa dalam dunia kreatif tidak selalu harus pakem. Warna rambut sengaja biru, misal. Tadi Cupis--sebelum benar paham maksud mencocokkan angka antara krayon dengan lembar gambar--sudah berniat mengambil warna hitam untuk rambut. Namun saya mencoba setengah mati mengarahkan Cupis agar lebih memperhatikan warna-warna mana yang sudah dilabeli (hitam tidak termasuk). Yaa, meski anaknya sudah ogah-ogahan, dia tetap bertahan menyelesaikan sheet ini. Sip!




Kelas Bermain Senin : Perdana!



Pada akhirnya saya 'menyentuh' agenda belajar agak serius bersama Cupis. Iya, setelah sekian lama berkelit. Hmm.

Terimakasih kepada artikel yang di share di IG @the_urbanmama, bahwa kegiatan menulis--literally--memiliki korelasi dengan kecerdasan anak di masa depan. Oke, saya resah.

Jadi meskipun sebenarnya saya dan Bapaknya Cupis tipe orangtua yang percaya pada proses belajar alami, masa iya sih saya diam saja tak melakukan stimulus apapun *ew* Jadilah saya meniatkan diri membuat 'kurikulum' ala saya untuk Cupis, dengan kiblat fun activity di Pinterest (well, jangan ditiru, huhu) yang sesuai umur/kemampuan Cupis plus observasi gaya belajar Cupis. Alasan kedua, ya karena kelas PAUD gratisan di kompleks rumah rada on-off (iyalah, namanya juga gratisan). Sekalian mengisi waktu luangnya, begitu. Kenapa Cupis tidak mencoba kelas berbayar sesungguhnya? Kapan-kapan saya share, ya. Hahaha.

Akhirnya, per Senin kemarin kelas perdana dimulai. Kelak, kelas tersebut dilakukan seminggu dua kali, masing-masing selama tigapuluh hingga enampuluh menit. Agak riskan jika lebih lama, karena Cupis tipe mudah bosan dan mudah terdistorsi. Karena hal itu juga, saya sengaja menggunakan ruangan di lantai dua rumah agar dia tak mendadak ingin menonton televisi atau apalah. Berhasil?

Berikut sedikit review,

Kelas Senin.
Karena 'isu' Cupis adalah bagaimana memegang alat menulis dengan baik, saya sengaja membuat worksheet yang setidaknya bisa meningkatkan pencil grasp-nya.


Melipat dan melepas kancing. Iya, Cupis masih berlatih dua hal ini :)



Menggunting pola.


Tracing line. Dapat inspirasi ini dari Pinterest, for sure! Gara-gara case bom gereja kemarin, jadi terinspirasi mengenalkan perbedaan agama di Indonesia. Dan ketika sheet ini sengaja saya bikin PDF nya plus di share ke siapapun yang berminat, saya malah mendapat beberapa masukan. Senang!

Hint. Disimpan di akhir, menjadi semacam reward karena Cupis sudah mau bersabar menyelesaikan proses belajar.

Blur-blur, deh. Saya sengaja meminta Cupis melipat pakaian, tanpa arahan sebelumnya. Here we go~ Lumayan lah untuk ukuran inisiasi pribadi :)

Setelah diberi contoh. Kece, Nak!

I know this scissors not suitable for him. But hey, pretty good for first trial, kid!



This grasp. Awalnya saya pikir Cupis baru 'sampai' level menggenggam ini. Ternyata tidak juga...

Nah kan~

Dan, berikut hasil 'karya' Cupis,






Yang dinanti.



Kesimpulan kelas perdana.
Cupis bosenan, I know. Saya sengaja meletakkan hint pasir tadi di belakang agar ada goal yang ia tuju. Dan daya minat Cupis per aktivitas sekitar 5 hingga 10 menit awal, sisanya perlu encourage plus diberi semangat oleh lingkungan, alias saya yang rada geregetan. Hahaha. Asumsi lain, karena ia bertemu saya nyaris setiap detik, sehingga rasanya mungkin kurang 'challenging' ketika saya yang memberikan arahan. Jadi dia lumayan ngeles kalau Ibunya memberi contoh. It's okay sih, yang jelas saya harus punya hint yang cukup banyak agar dia tetap fokus.

Yang jelas, tujuan saya membuat kelas ala-ala ini adalah agar Cupis 'belajar' suasana kelas (minus crowd nya, tentu), belajar fokus mendengarkan instruksi, dan solve beberapa tugas yang diberikan. Motif awal sih pastinya membiasakan dia luwes memegang alat tulis dulu, dong.

Harapannya sih semoga kelas berikutnya lebih baik. Amin! (Kelas Rabu akan diupdate di post selanjutnya, ya!)







Selasa, 08 Mei 2018

Legit : A Hidden Gem




A sweet escape.
Ini adalah keyword favorit saat jenuh atau sedang butuh penyegaran. Terimakasih kepada grup WA Yogyakarta Local Guides, atas lingkaran relasinya membuat saya 'menemukan' tempat keren seperti ini :)



Legit.

Namanya Legit. Saya tak sengaja menemukan akun media sosial tempat ini, dan langsung jatuh cinta dengan segala aspek hijaunya. Segar! Ada pertimbangan tertentu saat saya merencanakan agenda makan bersama keluarga. Lidah keluarga saya tergolong tradisional--lebih menyukai jenis makanan yang familiar, misalnya masakan jawa--penyajiannya cepat. Saya pribadi menyukai tempat yang bersih dan sejuk, agak risih juga semisal gerah karena sungguh tak nyaman makan sambil kepanasan. IMO.


Pintu masuk yang 'segar' dan eye-catching.


Berbekal google maps, kami meniatkan hati mengunjungi tempat ini, tepatnya sekitar pukul tiga sore. Letaknya persis di samping Cimoll dan sebelum Tengkleng Gajah--jika kalian lebih familiar dengan kedua tempat tersebut. Nyaris kelewatan, karena tempatnya cukup kecil dan tidak sebesar dugaan awal. Untuk parkir mungkin muat sekitar tujuh hingga delapan mobil. Namun keterbatasan parkir tersebut terkompensasi oleh tempatnya yang seru! Saya jatuh cinta.



Penataan menu yang semi prasmanan.

Begitu masuk ke dalam, kita langsung disambut dengan semacam 'meja' prasmanan yang tertutup setengah kaca. Saya mengasumsikan tempat tersebut seperti dapur terbuka. Seorang pramusaji mendatangi kami dengan membawa lembar menu. Jadi, serunya adalah kita bisa memilih antara menu pedas atau tidak pedas, beserta seberapa banyaknya. Menunya cukup variatif, dengan pilihan satu atau setengah porsi. Karena penasaran, kemarin kami 'sedikit' kalap dan memesan beberapa menu setengah porsi--yang menurut pramusaji cukup untuk satu-dua orang. Okelah. Pilihan nasi ada tiga--kalau tidak salah ingat--nasi gurih, nasi putih, dan nasi merah. Sayang nasi gurihnya habis. Setelah memesan, kami kembali ke meja karena menu akan diantarkan kemudian.


Beberapa menu yang tersaji. Sayang kami tak mencoba menu berkuahnya samasekali.


Salah satu sudut duduk. Sejuk.

Legit memiliki beberapa opsi area makan, indoor dan outdoor. Gambar di atas adalah area makan indoor. Letaknya tepat setelah kita memasuki pintu. Kebetulan kami memilih area outdoor. Sudah sempat khawatir jika panas. Ternyata tidak.


Jalan setapak yang menghubungkan dengan beberapa titik duduk.


Area outdoor - gazebo.
Area outdoor yang kami tempati berada di sebuah gazebo dengan total empat meja. Serunya lagi, meski outdoor, gazebo ini turut dilengkapi colokan di beberapa titik. Asli, memfasilitasi kegemaran millenial masakini yang sukar jauh dari segala gadget.

Gazebo ini dikelilingi oleh tanaman yang ditata dengan apik. Selain itu, dekat sekali dengan kamar mandi yang bersih plus musholla yang cukup nyaman. Aduh, makin jatuh cinta.



Foto ini diambil tepat dibalik dinding batako pemisah dengan area kamar mandi. Iya, super iseng!


Langit-langit gazebo yang dibuat sedemikian rustic. Aww, I'm melted!


Area kamar mandi. Di depannya ada kaca superbesar yang menjadi favorit A.


Never enough, huh, kid?


Menus.


Oke, saya sudah jatuh cinta sekali dengan interior-eksteriornya. Bagaimana dengan menunya? So far so good. Sejak berniat kemari saya sudah merendahkan ekspektasi. Sekilas melihat review saya pikir menunya merupakan menu ala jawa yang sedang hits seperti sayur lodeh, tempe garit. Ternyata tidak! Mata saya berkilat-kilat demi melihat deretan menu berwarna kemerahan. Dominasi rasanya tidak manis, cenderung gurih-asin. Yang jelas tidak manis! Suka~ oya, kerupuk yang dimaksud di lembar menu adalah kerupuk udang yang kecil-kecil itu yak. Saya sempat salah mengira kerupuk aci dalam toples ala warteg. Hahaha. Oiya, untuk nasi porsi satu nya itu porsi kuli ya! Adik saya saja menyerah begitu melihat seporsi nasi yang menggunung. Bisa untuk berdua bahkan bertiga, kok. Minumannya juga disajikan dalam gelas-gelas besar.

 Nah, berikut beberapa menu yang saya pesan dan sempat saya foto, 




Ayam suwir. Cukup enak, sekilas seperti ada irisan serai/kecombrang. Rasanya cukup pedas


Kering tempe-teri. Tidak pedas. Cukup.


Tumis Leunca-Oncom (?). Not big fan of oncom. Saya sih tidak suka. Sowwry~


Paru Balado. Saking sukanya dengan paru, saya memesan satu porsi. Oya, ada irisan cumi asinnya juga. Cukup. Untuk parunya sedikit kurang empuk.


Sambal Goreng Ati-Kentang. Cukup.

Beberapa menu lain yang kami pesan adalah Oseng-oseng (atau tumis?) Lidah, Sayap Ayam Tomat, dan Kikil. Surprisingly, yang menjadi primadona adalah si lidah. Diiris tipis-tipis, dan dibumbui dengan baik.

Well, secara keseluruhan cukup oke sih tapi. Tempatnya oke, untuk masakan bisa lebih 'berani' bumbu sedikiiiit lagi. Mungkin karena pada dasarnya saya memang suka masakan yang berempah yak. Hehehe. Saran saya kalau datang di luar jam makan, karena kemungkinan besar ramai. Plus tempatnya tidak terlalu besar, khawatir penuh jika datang di jam-jam krusial lapar. Yang jelas, bagi yang sedang bosan dengan menjamurnya usaha kopi plus masakan lodeh-tempe garit, tempat ini bisa sekali jadi alternatif.

Overall, it's a gem!




Gazebo, dilengkapi kipas angin. Niat sih kalau saya bilang.


Gazebo.






Legit, Dapur & Kebun
Jl Sidomukti Dusun Tiyasan Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta 55283
Telp 081514612395

Open Everyday 11.00 - 23.00