Selasa, 31 Desember 2013

End. Of. Year :)



Selamat hari terakhir di penghujung tahun.

Tahun ini, adalah tahun rollercoaster buat saya. Tapi terlepas dari itu, hari ini adalah hari yang memiliki banyak makna. 

**

Dimulai dengan guyuran hujan yang amat deras dan intens sejak dini hari tadi, kami semua datang ke kantor dengan kuyup. Bagi marketing, kolektor, surveyor, arti hari ini adalah lebih dari sekedar tiupan terompet, ledakan petasan, warna warni kembang api, ataupun deretan keriuhan akhir tahun. Bagi mereka, akrti akhir tahun adalah pencapaian target yang berdarah-darah dan mengorbankan quality time bersama keluarga.

Saya tidak bersama mereka saat hujan mengguyur atau dimaki konsumen rese, at last. Namun ketika mereka mendapatkan pencapaian sebagai matapencaharian keluarga, entah kenapa ada seselip perasaan senang. Sama senangnya ketika ada display picture salah seorang rekan yang sedang berkumpul dengan seluruh stafnya, makan-makan sebagai bentuk apresiasi kinerja si staf-staf yang tahan banting. Bukan perkara dimana, seberapa mahal, seberapa mewah, namun apresiasi dan kepuasan setelah kerja keras yang terbayar.

Saya sama senangnya dengan mereka, karena saya tahu dengan pasti, ketika awal saya merekrut mereka, banyak dari mereka yang bak anak ingusan kemarin sore tidak tahu apa-apa tentang dunia lapangan atau dunia dibalik meja kantor.Semangat mereka yang luarbiasa, even kadang tetap saja ada keluhan di sana-sini sebagai pekerja, yang pada akhirnya menjadikan akhir tahun ini begitu bernilai :)

Dan pada akhirnya, malam ini, mungkin dengan guyuran hujan, mungkin dengan euforia masyarakat di kota ini, saya akan pulang ke rumah, bertemu dengan Ibu, dengan adik, dengan suami, dan merayakan pergantian tahun ini dengan sederhana namun kaya makna di dalam hati.

**

"Komponen tim yang baik : semangat, muka tembok, dan minim gengsi. Tidak selalu tentang harga diri dipasang mahal. Great job, you!"

status melodrama saya pagi ini di BB, bukan untuk suami saya, namun untuk rekan saya yang memasang display picture ia dan tim nya yang sedang merayakan pencapaian target.

Kenapa?

Karena pencapaian mereka di akhir tahun ini adalah kado bagi ketabahan hati mereka--para marketing--yang lebih sering mendapat penolakan :') every job is great job.




Sabtu, 28 Desember 2013

Ceiling Roof. Um?



Wanita hamil cenderung banyak malasnya. Phew.

Berusaha melawan argumen itu... namun kondisi tubuh suka berkonspirasi melawan niat *alibi* hahaha.
Tiap pagi saya berusaha bangun pagi, minimal mengimbangi si suami yang ngantor dari rumah sejak jam lima-an. Tidak memasak, tentu. Karena pertama, suami bukan morning person with breakfast. Kedua, kemampuan masak saya yang sebenarnya masih dalam level busuk diperparah dengan distorsi indera pengecapan yang lebih suka manis daripada asin dan kesulitan menakar rasa selama kehamilan ini. Plus, hidung saya bisa amat sangat sensitif membaui bau bawang dan penggorengan sehingga HUWEK!

Dan setelah itu, kembalilah saya menjadi work woman from eight to five.

"Bu, jangan naik turun tangga."
"Bu, jangan makan sembarangan."
"Bu, jangan naik motor."

Larangan dari si teman-teman kantor yang sebenarnya : mustahil. Naik turun tangga itu otomatis, sama otomatisnya dengan saya lebih memilih naik motor daripada angkot. Makan sembarangan... saya berharap bisa menemukan resep yang amat sangat praktis, mudah, enak, menarik yang bisa dimasak menjelang berangkat ke kantor. Euh! Kadang-kadang rindu Ibu, deh. Hehehe.

**

Ngomong-ngomong soal kerjaan, entah kemana hasrat saya untuk menjadi great achiever wanita kantoran, menurun drastis pasca seremonial. 

Mungkin, karena merasa jauh lebih secure dengan suami di sisi setiap hari.
Mungkin, karena merasa kehidupan di luar kantor lebih menyenangkan.

Mungkin.

Mengingat dulu sebelum menikah saya lebih suka menjadi ala ala workaholic lembur dan bergaul. Sekarang? Hmm... Sebenarnya siapa sih yang tak ingin menjadi wanita karir? Itu cita-cita saya, sejak dulu, sebenarnya. Namun setelah menikah memang ada beberapa value yang berubah. Ehm--atau sedikit bergeser. Pun, saya tetap menolak menjadi ibu rumah tangga full time. Bukan karena mau lari dari tanggungjawab, namun karena gambaran ibu rumah tangga full time jauh dari benak saya.

**

Ibu saya adalah gambaran ideal wanita karir + istri + ibu yang baik, yang menyeimbangkan antara karir dan keluarga sampai pensiun. Sekilas saya jadi ingat peran Tidak masalah dulu kami masuk daycare atau pre-school, toh tetap di malam hari dan hari libur Ibu selalu mengajarkan cara membaca, menulis, bercerita. Memasak untuk sarapan anak-anaknya sebelum kami bersekolah, menjemput kami jika tidak dalam kondisi yang sangat riweuh di kantor. Terkadang, Ibu membawa saya ke kantor setelah dijemput dari TK. Dan saya sangat menyukainya karena teman-teman Ibu sangat baik, sampai sekarang. Dan mungkin itu alasan saya sangat menyukai atmosfir kantor ketika stres. Agak aneh sih, memang. Saya tidak pernah merasa kehilangan Ibu meski Ibu bekerja full time. Saya tetap dekat dengan Ibu hingga sejauh ini. 

Itu bedanya jika bekerja di swasta dan negeri.

**

Ketika kamu bekerja sebagai pegawai swasta, butuh effort luarbiasa untuk bisa menormalkan semuanya dalam satu garis lurus. Keluarga dan karir. Karena orientasinya jelas kepada profit dan bukan tentang abdi masyarakat. Kata teman saya,

"Company sucks your blood til the rest of your life."

Jadi ketika semangat kerja, keinginan bersaing, inovasi itu hilang atau meluntur, itu cukup menjadi lampu hijau untuk peredupan karir. Dan saya sedang berada di fase ini. Keinginan berkarir masih sama, namun dalam kondisi stagnan. Dan itu sungguh berbahaya karena saya merasa tidak kreatif dan berguna secara fungsi kontrbusi.

Hmmm... guess is it a dilemma?






Kamis, 26 Desember 2013

It's just about paradigm

I'm pregnant.


Well, hal yang aneh, menyenangkan, deg-degan macam gado-gado. Mendapati di dalam perut sedang berproses sebuah nyawa :')

Samasekali tak ingin membahas bagaimana rasanya mual, meriang, ngidam, atau gejala fisik-psikologis yang sedang menjamah badan akhir-akhir ini, hanya ingin sedikit berkicau tentang paradigma seorang 'calon-ibu'.

**

"Aku nggak kebayang kamu menggendong anak."
"Saya kok nggak kebayang Ibu hamil besar, Bu."

Ng. Entah deh ini pujian atau sindiran. Namun, pada titik ini, yang ada di otak saya adalah : whatever.

Saya memang bukan tipe ibu rumah tangga yang amat sangat well groomed dalam menangani masalah rumah, 
Masak? Suami saya mungkin lebih jago.
Beberes rumah? Well, ada suatu titik dimana saya mood dan saya pastikan rumah well-cleaned
Mengurus uang? Lebih menyenangkan making money sih, memang. Tee-hee.

Tapi, apakah saya melarikan diri dari tugas utama sebagai seorang wanita? Dengan suami dan calon anak-dalam kandungan? Tentu tidak.

Saya mungkin buruk dalam navigasi, pengaturan keuangan, sruntal-sruntul ketika berjalan, dan kurang well-organized. Tapi, ada satu titik saya akan berubah. Entah kondisi mana yang akan membalikkan saya. But, well... pasti ada masanya.

Tuhan selalu punya cara misterius dalam setiap rencananya. Termasuk kehamilan saya. Mungkin, banyak kawan di luar sana yang merasa lebih well prepared secara attitude, manner, ataupun finansial, namun belum 'diberi' kesempatan itu. Apakah kehamilan ini adalah cara Tuhan 'mengatur' saya untuk lebih benar menjadi seorang istri dan ibu? Maybe.

Dan sampai kini, saya masih bisa kebal dengan pandangan-candaan-perkataan : kamu belum pantas jadi Ibu, deh

Siapapun bebas menilai kok :)

dan... ngomong-ngomong tentang kebebasan menilai, setiap orang bisa sangat keibuan atau bisa sangat berantakan secara tampilan, namun... apakah hal serupa tampilan dan perasaan itukah yang mutlak membentuk seorang anak di kemudian hari? Apakah ada hubungan teramat khusus bahwa calon-ibu-dengan-tampilan-buruk-yang-srudak-sruduk-terkesannya (seperti dugaan sekilas orang-orang terhadap saya. Hehehe.) tak akan bisa membesarkan seorang anak dengan baik? Berantakan bukan berarti tidak peduli, kok.

*ups

So, it's just about paradigm. And, maybe I'm in a swing mood phase *paleface* :pp Arrghh, masih setengah jam lagi sebelum jam pulang dan ingin muntah parahhhh...



taken from here




Selasa, 17 Desember 2013

I love Javanese culture. Damn I don't know why?


Dan judul diataslah yang membuat saya niat-nekat-hajar menikah dengan adat jawa 80% full adat. Capek-pegel-pusing-prithilan banyak, tapi justru itu efek puasnya...




 
prosesi after akad. Lega - Akad


si Bapak yang mendadak alay. Zzzz - Midodareni


takin my lovely family for one pic at last - Akad


Rias Paes Ageng. FULL! Yang begitu dipengeni sejak masih SD. Yay! Dan cukup 1 kali saja karena tata galaksi konde yang sangat berat dan aseli bikin pusing - after Panggih


sangat. sangat. sangat. suka scene ini :") - Sungkeman


another funny scene :p - Sungkeman


random pic saat prosesi siraman. Kenapa tidak ada yang warning kalau bahkan jam 3 sore, matahari bersinar, rasa dingin ketika satu per satu perwakilan keluarga menyiram adalah tetap SEMBRIBIT, eh?? - Siraman



Tantangan sebenarnya bukan saat wedding ceremony, sebenarnya. Namun setelah itu. Menjalani rutinitas sehari-hari, ditambah seseorang yang sama akan dilihat pertama dan terakhir membuka-menutup mata setiap saat, berpadu mood masing-masing... tidak selalu dalam kondisi baik-bahagia-senang-gembira-kenyang-tertawa, kan? Dan menyeimbangkan happiness and sorrow itulah yang bukan perkara sulap-menyulap.



So, I... I just wanna say so sorry for all mistakes, swing moods, 
or anything stupidities left day by day. 
Love you, til the end of time :")
Yes, I do









Senin, 09 Desember 2013

Careless inside and out !




Bosan akut.

Krisis akhir tahun beneran ini namanya. 

Mainannya deadline, meeting marathon, nego satu kebijakan demi kebijakan lain. Need a lil bit careless.
Tapi jelas-jelas nggak mungkin :p

Kudu mulai mainan blog lagi sebentar lagi ini mah...







Minggu, 21 Juli 2013

Heart-warming films


Kurang lebih dua minggu terakhir saya maraton beberapa film. Well, bukan mengejar eksistensi, sih. Namun hanya keinginan untuk refresh otak. Dan mengalirlah beberapa judul.
Even genrenya dari utara ke selatan, saya menemukan basic storyline dari semua film ini. 




family-bonding


World War Z dengan peran seorang ayah yang meninggalkan keluarganya untuk melawan zombie demi keluarganya,

Parental Guidance dengan kakek-nenek yang mencoba memperbaiki hubungan dengan putri mereka melalui para cucunya,

The Descendants dengan seorang ayah yang berusaha membenahi kembali hubungannya dengan kedua putrinya pasca istrinya yang koma,

Pacific Rim dengan seorang perwira yang setengah mati mempertahankan dunia demi kenangan atas kakaknya,

The Things That You Do dengan seorang anak laki-laki yang begitu ingin membuktikan pada keluarganya bahwa musik itu bisa menjadi profesi,


well, kecuali Red 2 mungkin :)
Them, worthed at all.





 

Jumat, 12 Juli 2013

ARGH day!





Oke. Ini bulan puasa. Masa dimana orang belajar untuk lebih bersabar.

Tapi kenapa harus pada bulan puasa orang harus lebih bersabar?

**

Me counting the days.
Dengan segala hiruk pikuk, and... YES, SH*T HAPPENED!

Man, multitasking tidak pernah mudah. Dan saat kamu menjelma menjadi seorang multitasker, hal terakhir yang paling tidak dibutuhkan adalah mendapat bounce dari orang yang seharusnya bisa support full kan?

Where's my white flag?

Ketika orang seenaknya dan kamu tetap harus ber-poker face ria. Bisa kalau situasi nya sesekali, oke, seterusnya dibalik? 

Yes, ARGH day.

**

Taking part as an off-boiling person is kinda zzztt moment. Absolutely tiring myself with all of chaotic things around me. Gezzz....


Oke S, just take a deep and looooooong breath. Just go wild on your own ground.






sh*t

gimmie AAAARRRRRGGGGHHHHH

hell.yeah.


Minggu, 30 Juni 2013

too many, too much

Sesuatu yang berlebihan, selalu tidak baik. Bisakah dikurangi, Tuhan ?

Long Drama Relationship


Marah
Senang
Takut
Stres
Berantakan

Those mixed feelings.



She said "Some days I feel like shit, some days I wanna quit, and just be normal for a bit,"


 

**

"Jangan show off. Bakal aneh banget kalau endingnya tidak sesuai yang diharapkan."

Menghitung hari.
Tidak tepat apa yang sebenarnya sedang dihitung ketika kamu begitu menantikan sebuah momen.

Ketakutan?
Kekhawatiran?

Bercampur dengan rasa excited yang menyesakkan.


**

Semakin lama suatu hal berjalan, beberapa orang akan belajar bahwa tidak semua hal yang begitu mereka  sayangi dan amini dalam hati adalah tepat untuk terlalu 'diikat'.

Never tie 'it' too tightly.

"Suatu ketika kamu akan paham untuk tidak melulu bak 7-11 yang tersedia 24 jam dalam kehidupan seseorang. Dan kamu akan belajar bahwa sedikit 'melepaskan' adalah berarti 'mendekatkan."

Komentar seorang teman yang tampak begitu mengesalkan, waktu itu.

Dan ketika waktu semakin berjalan, quote itu menjadi begitu berarti.



You know the place where you used to live,  
used to barbecue up burgers and ribs,  
used to have a little party every Halloween with candy by the pile, 
But now, you only stop by every once and a while, 
Shit, I find myself just fillin' my time,  
With anything to keep the thought of you from my mind



**


I don't understand why you have to always be gone, 
I get along but the trips always feel so long,  
And, I find myself trying to stay by the phone,  
'Cause your voice always helps me to not feel so alone,  
But I feel like an idiot, workin' my day around the call,  
But when I pick up I don't have much to say,  
So, I want you to know it's a little fucked up, 
That I'm stuck here waitin', at times debatin' 
 


Pada akhirnya manusia akan kembali pada track nya masing-masing, dengan ending yang telah ditentukan. Kita bisa bergejolak, melompat, mendesak, memojokkan, namun belum tentu berakhir selalu sesuai dengan yang kita inginkan.

Belajar menerima kata 'tidak'.

Lalu bagaimana, jika suatu ketika begitu rindu pada seseorang disana yang sengaja kita beri ruang?

**



Where'd you go? 
I miss you so, 
seems like it's been forever that you've been gone 
please come back home


 


Take it slow, slow it down
Pray in deep heart











*for every fight and laugh and happiness and sorrow and every moment that I wanna share with you in my whole life, I love you 'i











Senin, 24 Juni 2013

The Blue Umbrella :)


Apa yang paling menarik dari film Monster University?

The Blue Umbrella.

Yes, I do.


**

Siang itu saya memutuskan untuk menonton film animasi (ritual film yang wajib ditonton ketika agak bad mood seharian). MU tentunya masuk dalam list saya. Pixar, afterall, adalah pabrik film yang konsisten dalam menjual warna dalam animated-graphic nya. Animasinya begitu...yah, well done :)

Dan tibalah lampu dimatikan, suara-suara tinggal sayup anak kecil yang mulai berceloteh, entah karena takut gelap entah karena sangat excited. Alih-alih melihat opening MU yang kocak, yang keluar justru suasana kota yang terguyur hujan, basah namun hangat, musik yang manis, dan... payung berwarna biru.





Disini mungkin saya tak ingin meresensi short-movie besutan Pixar yang unik ini. Tapi lebih kepada apa yang saya rasakan. Sepanjang film pendek ini diputar, entah karena saya sedang mellow atau apa, saya bisa begitu terkesima dengan alur yang dimainkan Pixar, hanya dengan sebuah payung berwarna biru. Bagaimana benda mati bernama payung, menemukan 'jodoh' secara tidak terduga pada akhirnya. What a 'light' movie.




 Film ini pendek dan sederhana, tanpa properti yang terlalu massive atau pop cultural sebagaimana mestinya. Namun begitu berarti. Bahkan vokal Sarah Jaffe yang mengisi soundtrack film ini terdengar begitu intim :)

** 

Esoknya, saya iseng membuat status di BBM, dan seorang teman berkomentar :

"Yah, yang namanya jodoh... apapun rintangannya pasti dibukakan jalan, entah dari manapun. Dan, by the way kamu kan sudah dapat si blue umbrella dalam wujud pria yang menyematkan cincin di jari manismu, kan?"

Ehm. Ya. Saya rasa, Tuhan pasti sudah punya rencana terbaik untuk saya, apapun itu. Persis seperti blue umbrella yang pada akhirnya dipertemukan red umbrella nya secara misterius.




 What an outstanding, Pixar!





Sabtu, 22 Juni 2013

Selamat Malam

Selamat malam.

Ya Allah, terimakasih atas hari yang Kau berikan kepadaku hari ini dengan segala kompleksitasnya.....

Amin.

Senin, 27 Mei 2013

Fight.



Beberapa orang dilimpahi keahlian untuk melakukan judgement tanpa dasar terhadap orang lain.
Beberapa orang lainnya hanya bisa menerima judgement busuk itu tanpa bisa memperjuangkan yang sebenarnya.
Atau bahkan tidak mau?

**

Saya sudah menghabiskan beberapa  gelas air putih ketika menuliskan ini di blog.
Kesal. Itu tepatnya.
Ada beberapa orang di sekitar saya yang coba-coba menjadi kekanakan, di usia mereka.
Moron.

**

Dear,
dalam hidup,  kamu harus belajar memilah 
mana yang bisa kamu dengar atau tidak bisa kamu dengar
mana yang masih bisa kamu perjuangkan atau tidak bisa kamu perjuangkan lagi

Kenapa?

Well, bahkan kamu masih mau bertanya kenapa?

lebih baik kamu kalah setelah kamu berjuang, sekecil apapun, daripada diam tanpa melakukan apapun dan hanya mengeluh PLUS menyalahkan keadaan.

Persetan omongan orang, sebodo teuing persepsi orang, karena kamu yang punya hidup.

Dan ketika kamu lebih sibuk memikirkan omongan orang yang bahkan hanya menjatuhkanmu?
Well, mungkin kamu hanya pantas menjadi budak mereka.




Just fight it, please.




Selasa, 21 Mei 2013

Mood booster ?



Great bad mood in the world.


cup of tea, bitter and bitter

a slice of sweet donut in the midnite

fresh cake from the oven for the lovely one
 
delivery 'ayam saos rica' for brunch *hungry*
 
 
most of all, I called 'em mood booster
:: hate my day ::
 
 
 
 
 

Selasa, 07 Mei 2013

Cih happened




Jika mulai menulis, bisa dipastikan suasana hati sedang tidak menentu *cih*

**

Menyimpan sesuatu yang sangat mengganjal di hati benar-benar berpengaruh ke pikiran. Tidak percaya, hei penganut logika? 

Everyone with each problem.
Everyone without emphaty

Random.

S, kalau semua orang punya empati pasti tidak ada yang namanya penjahat
S, jika semuanya pengertian, pasti semua orang sudah hidup dengan damai sentosa.

Masalahnya adalah tidak ada orang yang benar-benar pengertian kecuali...
Diary bodohmu waktu SD,
Kucing mu yang mengeong saat kau menangis,
Blog mu yang menjadi pelampiasan semua jenis emosi yang bahkan tidak terdefiniskan,
dan...
dirimu sendiri

So S,
just wake up and stand in the ground, alone






Kamis, 25 April 2013

Cavingman



Kadang-kadang mikir, jadi manusia gua itu menyenangkan. Ada bahaya, ada kegelapan, tinggal masuk gua, tutupi pakai batu raksasa. Case closed. Huft

*random
*stressed-out

Hik.

Sabtu, 30 Maret 2013

Foodtographsmic




Saya mudah sekali spanneng. Untuk semua aspek kehidupan. Lalu, bagaimana cara menetralisirnya? 

Foodtographsmic

Well, itu adalah istilah konyol yang saya ciptakan.

Makanan dan foto. Food dan photography.

**

Duck-hunter.
Semenjak tinggal di Bekasi, saya agak rajin berburu bebek sebagai alternatif terapi kala stres. Kenapa bebek? Karena saya mencari sambalnya yang nampol. Dan biasanya sambal yang nampol tepat berpadu dengan bebek. Ada beberapa kasta bebek--berdasarkan kolaborasi sambal + bebek :


BEBEK H.SLAMET, Bekasi
Di urutan pertama adalah H. Slamet. Awal mula saya menggemari bebek adalah karena brand ini. Apa yang jawara? Sudah tentu adalah sambal korek nya. Bebek H. Slamet langganan saya di Bekasi adalah di M. Hasibuan, alasannya adalah karena even jam 20.00 kesana pun pasti masih ada stok bebek. Berbeda dengan di Galaxy yang selalu sold out. Menu andalan : paha atas + tahu + sambal korek 2.




BEBEK SALSABILLA, Cikarang
Urutan kedua adalah Salsabilla. Bertempat di wilayah Jababeka 2 (tepat di sebelah Bebek Pak Ndut), Salsabilla adalah sebuah tempat makan kaki lima, hampir mirip H. Slamet lah untuk rasa dan sambalnya. Menu andalan : paha atas + sambal korek + kol goreng.



BEBEK WARIS, Bekasi
Bertempat di daerah Jl Raya Pekayon 18, saya baru satu kali kesana. Dan so far, enak! Hehehe. Sambalnya rate nya masih biasa. Sayangnya, karena ramai jadi ordernya lama sekali plus tempatnya agak kotor meskipun tergolong rumah makan dengan bangunan yang bagus. Untuk menu andalan, belum bisa dijustifikasi karena baru sekali kesana, Tapi yang jelas, mendoannya patut dicoba.





BEBEK PAK NDUT,Cikarang
Hampir selevel dengan H.Slamet. Beda jenis sambal saja. Untuk Bebek Pak Ndut ini, sambalnya relatif agak manis di lidah. Menu lain yang jadi favorit saya adalah dimsum yang juga di jual disini. Enak!




BEBEK BENGIS,Bekasi
Satu area dengan Waris, Bebek Bengis juga bertempat di (depan SPBU Pertamina Pekayon). Yang juara dari tempat ini adalah kuantitasnya. Untuk harga yang hampir relatif sama dengan menu bebek kebanyakan, jumlah yang ditawarkan Bebek Bengis ini adalah menggiurkan, apalagi buat saya yang suka kalap dengan kuantitas. Hahaha. Untuk sambalnya saya tidak terlalu suka karena cenderung manis.



BEBEK ELLA, Bekasi
Masih sama-sama di daerah Pekayon, Bekasi Barat, Ella ini berbeda genre dengan rekan-rekannya. Manis-pedas-nampol. Itulah kesannya. Pedasnya bukan dari kesan pertama, namun di tengah-tengah ritual makan. Beuhhh.... meskipun manis, tapi tetap ada unsur gurihnya. Bebek Ella ini adalah bebek goreng berselimut sambal. Sambalnya memang tidak dipisah seperti bebek kebanyakan. Kalau menurut bahasa saya, sih... macam bebek balado. 



So...tetap ya, dua posisi teratas adalah Slamet dan Salsabilla. Slamet ketika saya sedang di Bekasi, dan Salsabilla ketika saya visit kerjaan di Cikarang. Hehehe. Oya, seluruh pic di atas saya ambil dari Google, karena saya suka malas kalau harus foto-foto makanan sebelum makan.

**

Entah sejak kapan, judulnya saya jadi suka narsis sama kamera. Saya tergolong orang yang cukup egois, dan lebih suka difoto daripada memfoto. Daripada mengambil shoot objek hidup seperti manusia, saya lebih suka mengambil objek lain di luar manusia. Egois ya? Biar.

Beberapa waktu yang lalu, untuk kesekian kalinya saya kembali ke Kota Tua. Tempat itu benar-benar everlasting buat take some pics. Here we go, amateur!


























After all, even hasilnya luarbiasa amatir, tetap saja ini adalah terapi pribadi. Tee-hee.







WHYs






"Overdosis 'kenapa' bisa membunuh hubungan. Jadi, telan saja dengan diam dalam hati, sampai rasanya pahit dan kamu tidak sanggup melakukan hal lain kecuali memuntahkannya keluar." - Septarina, 2013





Jumat, 22 Maret 2013

Good one or bad one



"Kenapa kamu baik sekali?"

Kenapa baik?
Ada alasan sampai seseorang harus mempertanyakan orang lain untuk berbuat baik?
Saya rasa, tidak.

Me and all my friends
We're all misunderstood
They say we stand for nothing and
There's no way we ever could

**

Waktu saya SMP, ada satu teenlit unik yang sangat saya suka. Judulnya Stargirl, authored by Jerry Spinneli. Seorang anak pindahan ke sebuah SMU di Arizona. Plot ceritanya sebenarnya simpel, tapi saya benar-benar mendapat inti 'ketulusan' dalam cerita tersebut. Mobil makan siang, merayakan ulangtahun anak-anak yang beritanya masuk ke koran lokal, membelikan satu dua orang tunawisma sandwich. Konyolnya, kebaikan Stargirl yang rada nyeleneh itu, justru dianggap hal yang tabu. 'Tidak seperti kebanyakan.'

The next question is,
Haruskah menjadi kebanyakan?

Well, berbeda itu adalah biasa. Bahwa berbuat baik juga bukanlah yang aneh, sebenarnya. Sayangnya, di dunia ini lebih banyak orang idiot yang harus berpikir seribu kali untuk berbuat baik. Takut kebaikannya disalahgunakan, alasan yang paling cere. Jangan berbuat baik deh, kalau hanya berharap pamrih tertentu. 


She was today. She was tomorrow. We tried to pin her like a butterfly to a cockboard, but the pin wenthrough and away she flew -- Arizona to Stargirl

Sebenarnya atas dasar alasan apa, 'baik' menjadi anomali dan 'jahat' menjadi lumrah? Well, we're just live in this stupid world


**

Waktu kecil, Ibu saya selalu mengajarkan bahwa balas dendam bukanlah hal yang perlu kita 'tahu'. Siapapun silakan tidak suka atau tidak sependapat. Namun itu bukan alasan untuk balas dendam. Ada karma. Ada Tuhan, jika kamu percaya. Bukan dendam yang harus dikembangkan kalau kamu tersakiti, tapi legawa, dan nothing to loose. Ada masanya, semua akan kembali pada tatanannya. 

It's hard to beat the system
When we're standing at a distance
So we keep waiting
Waiting on the world to change 


Ketika semua orang terlalu sibuk dengan dirinya yang harus disenangkan, ketika kita memilih untuk tidak egois. Just keep waiting, waiting on the world to change. Kamu memang bukan Superman yang harus menyenangkan semua orang, namun tidak perlu menjadi Superman untuk berbuat baik.