Rabu, 08 Juni 2011

Day #3 Sembunyi di Saku




Haha. Hari ketiga… hari di PG masih seperti kemarin. Beberapa anak yang kemarin tak tampak, kini hadir. Dan masing-masing anak, mulai bisa kami notifikasi #halah.

Hari ini anak-anak berlatih untuk pentas beberapa saat mendatang. Ada dua pentas yang hendak dibawakan anak-anak PG ini, ‘tarian’ Sluku-sluku batok’ dan hafalan doa. Jangan ditanya seperti apa? Karena atensi mereka yang kemana-mana, pastilah cukup kewalahan mengajari mereka. Ups, saya dan T hanya menonton, sesekali ikut menari dan bertepuk saja :p

Hafalan doa 


Sluku-sluku batok. 
Lihat anak yang berpeci putih? Anak ini menghabiskan waktunya, most of all
untuk menangis. Apapun bisa membuatnya menangis. Bahkan pada saat latihan menari, dia lebih memilih untuk menangis... =,=


 "Ayooo bergerakk anak-anak!!"
 "..." 


anak yang sebelah kanan ini hobi sekali menjawil saya, 
kemudian lari menjauh... 



Dan entah kenapa, setiap pulang pasti ada kejadian-kejadian yang ‘ah-ya-ampun’ dari anak-anak PG ini. kali ini cast-nya adalah trio anak laki-laki yang hobinya selalu bertiga—Valen, Bagas, dan Aska : mereka nakal, aktif, menonjol. 



Kira-kira begini kekonyolan mereka,


Bu D               : “Loh, Valen. Kaos kakimu mana? Kok cuma satu?? (kaos kaki yang kiri entah kemana)

Valen             : “Tadi disembunyiin Bagas, Bu…”

Bagas             : (nggak terima) “Nggak! Aska!” (nunjuk Aska)

Aska               : (juga nggak terima) “Bagas! Bukan aku, Bu!”

Bu D               : “Sudah! Ayo dicari! Nggak sholeh itu! Bagas!”

Bagas             : “Aska, Bu! Bukan saya! (mukanya rada bete)

Aska               : “Kamu!” (nunjuk Bagas)

Bagas             : “Kamu!!”

Mereka berkamu-kamuan sampai beberapa kali…

Bu L                : “Aska! Bagas! Ayo berdua dicari! Diletakkan dimana tadi!?”

Aska&Bagas : “…”

Bu D               : “Bagas! Aska! Ayo! Mau pulang, kan?”

Aska diam saja. Tak bergeming, tetap duduk dengan mukanya yang rada sombong (kayaknya tampang sombongnya itu juga gara-gara efek alis deh, alisnya rada mencuat…). Tapi Bagas langsung bangkit, dengan muka mengkerut. Langsung menuju belakang prusutan (apa sih, bahasa indonesianya?? Lupa…) sampai kebawah-bawah kolong, demi mencari kaos kaki Valen yang sebelah kiri. Saya, T, Bu D, Bu L, dan anak-anak lain cuma celingak-celinguk dalam keheningan.

Bu D (tanya Valen, sementara Bagas masih mencari) : “Tadi kenapa kamu lepas?”

Bu L                : “Kalau habis pipis dipakai lagi kaos kakinya…”

Valen             : “Nggak aku lepas, Bu…”

Bu D               : “Kalau nggak dilepas, nggak mungkin hilang…”

Valen             : “Nggak hilang, Bu… (tangannya merogoh-rogoh kantong kanan, dan TADAAA… RUPANYA KAOS KAKINYA DARI TADI DI DALAM KANTONG—dan dia diam saja. Valen mengacungkannya ke udara dengan tampang inosen sekali)

Bu D, Bu L, saya, T  : “…” (antara tertawa, gemas, tak habis pikir)

—padahal jelas-jelas kelas ‘meributkan’ kaosnya, Aska dan Bagas sampai bertengkar gara-gara kaos kaki itu, sementara Bagas sibuk mencari-cari di bawah kolong. Ternyata kaos kaki itu dari tadi diam manis di kantong. Duh.

Bagas nongol dari balik ayunan plastik, dengan tampang putus asa tak menemukan kaos kaki Valen. Saya pas bertatapan muka dengan dia, dan memberi isyarat setengah berbisik, 

“Yuk, duduk. Sudah ketemu…”
Dia langsung duduk dengan bingung...
  

Hehh…what a day! :)


(di)sempat(kan) narsis! :p 



3 komentar:

  1. Ya ampuuunnn...!!
    Unyu banget kalian berdua pake jilbab gitu.. X)

    BalasHapus
  2. waaaaaaaaa, akhirnya nampang juga bu gurunyaa :D

    BalasHapus
  3. ahaaa... bagian terakhirnya bikin *gubrak*,salam ya buat valen, bagas, sama aska....

    BalasHapus