Indonesia Darurat Piknik!
Post di sebuah media online nasional tertanggal tujuhbelas April lalu. Kebetulan dibagikan di sebuah lapak instant messaging di kantor. Dari membaca judulnya saja, saya langsung merefleksikan hal itu ke dalam diri. Jyan.
**
Akhir-akhir ini saya cukup sering mengagendakan trip dadakan, tanpa pertimbangan. Karena toh sekedar killing time dengan strolling around di swalayan saja sudah luarbiasa menyenangkan.
Dan itulah yang terjadi beberapa saat lalu. Ulah impulsif untuk book sebuah tempat menginap di detik terakhir via sebuah aplikasi--Airbnb
Norak yak. Sungguh. Kali pertama saya menggunakan aplikasi ini. Unik, mengingat yang disewakan adalah kediaman yang personal sekali. Saking personalnya, kamu bahkan bisa menebak-nebak buah manggis, kepribadian ataupun latarbelakang dari si empunya rumah. Fyuuu--kebiasanya observasi anak Psikologi yang suka otomatis muncul :')
**
Selalu ada yang pertama untuk setiap hal.
Tiga hari terakhir bolak-balik buka web, beberapa aplikasi, googling sana-sini, terutama karena saya sangat picky dalam hal toilet ataupun aspek kebersihan lain. Hingga pada akhirnya saya menetapkan pilihan di sebuah guesthouse yang paling menarik di detik terakhir.
Saya percaya bahwa jatuh hati pada pandangan pertama adalah esensial, termasuk dalam memilih tempat untuk ditinggali, meski hanya untuk sekian belas jam. Dan mengetahui profil si host--konyolnya--jika bisa, ternyata adalah hal yang tak kalah penting. Cara mengatur dekorasi rumah, attention to detail pada setiap titik, keseharian si host, cara ia berinteraksi dengan setiap orang yang menjadi tamu--sedikit banyak akan mampu memberikan gambaran tentang guesthouse incaran. A good host, a good guesthouse. Thanks to psychology *meh*
Saya percaya bahwa jatuh hati pada pandangan pertama adalah esensial, termasuk dalam memilih tempat untuk ditinggali, meski hanya untuk sekian belas jam. Dan mengetahui profil si host--konyolnya--jika bisa, ternyata adalah hal yang tak kalah penting. Cara mengatur dekorasi rumah, attention to detail pada setiap titik, keseharian si host, cara ia berinteraksi dengan setiap orang yang menjadi tamu--sedikit banyak akan mampu memberikan gambaran tentang guesthouse incaran. A good host, a good guesthouse. Thanks to psychology *meh*
Dan karena saya percaya bahwa gambar mewakili ribuan kata, berikut resume hal yang paling menarik bagi mata,
Kenyataan bahwa pemilik rumah ini sangat menyukai tanaman, entah kenapa sangat menenangkan. Ya, hal terakhir yang sungguh dibutuhkan untuk piknik adalah sesuatu yang hijau :)
Aslinya lebih hijau, kok. Maafkan kualitas jepretan yang hanya mengandalkan kamera handphone ala kadarnya :')
An interesting corner
Kinda attention to detail
Karena kelak yang menemanimu mungkin sama nyamannya dalam keheningan...
...hanya diam tanpa perlu banyak penjelasan. Itu cukup :)
Iya! Ada raket dan kok untuk bermain bulutangkis! So much fun!
Yay, what a spacious garden.
Sarang burung. Too cute!
Sudut favorit. Sungguh memaksimalkan cahaya matahari untuk masuk ke dalam rumah, meminimalisasi penggunaan lampu berlebih di siang hari.
Cukup surprise mendapati host kami kali ini adalah seorang kolumnis--atau travel writer(?)--sangat masuk akal melihat koleksi buku-bukunya yang--duh--menarik sekali! Bahkan adik saya yang mudah bosan bisa rada tenang semalaman demi membaca buku-buku yang ada.
Kesan menggunakan layanan Airbnb? Senang! Apalagi langsung mendapat rumah dengan kriteria favorit : rapi, bersih, wangi, banyak buku, memiliki halaman luas untuk Cupis berlari kesana-kemari. Efek sampingnya adalah Bapak-Ibu bahkan malas keluar rumah saking nyamannya. Padahal niat awal adalah untuk eksplorasi kota Bogor. Hehe. Pun, sifat OCD saya keluar, bukan cuma sekali saya bertanya kepada keluarga,
"Bagus kan ya? Nyaman kan ya?" berkali-kali macam kaset rusak, sekedar untuk memastikan apakah pilihan guesthouse ini sungguh pas.
"Kok dia percaya sekali ya kita tinggal disini, check-out nya pun ndak ketemu." komentar Bapak suatu ketika, sambil sibuk membolak-balik lembar sebuah majalah travelling.
Dan rasanya ini seperti pembenaran dari post saya sebelumnya,
Technology makes stranger, closer.
It makes us--citizen of the world.
Iya, saya norak. Asli. Tapi norak yang sebanding dengan rasa senang dan puas seluruh keluarga :') Karena membahagiakan orang lain mungkin memang sesederhana itu.
**
Pada akhirnya, mengutip kalimat Seno Gumira Ajidarma di bagian akhir post yang tadi saya sebut di awal,
“Alangkah mengerikannya menjadi tua dengan kenangan masa muda yang hanya berisi kemacetan jalan, ketakutan datang terlambat ke kantor, tugas-tugas rutin yang tidak menggugah semangat, dan kehidupan seperti mesin, yang hanya akan berakhir dengan pensiun tidak seberapa.”
Ayo piknik.
*Penasaran untuk book guesthouse keren ini? Klik disini. Host nya super ramah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar