R n B adalah salah satu genre musik favorit dari jaman saya masih bermerah-putih (era Craig David dengan Walking Away) hingga saya menikmati gaya ‘serius’ anak kuliahan (era Bruno Mars, uhh…he’s so damn cool with sexy curly hair :p). Ketika jaman saya SMP, Hot Chord adalah salah satu sasaran update lagu (yah, sangat mengenaskan bila dibandingkan dengan perkembangan teknologi masa kini hahaha). Yah, ada sekitar tujuh nomor yang saya koleksi dan mengendon berdebu di rak buku saya.
Belum lama ini saya iseng menata tumpukan buku, koleksi majalah, dan aneka newsletter yang teronggok sempurna di sudut kamar. Kebetulan, saya menemukan sebuah lagu yang sampai saat ini belum pernah saya dengar seperti apa wujudnya (Hot Chord edisi Oktober-November 2003, harga Rp 5000,00 :p). Judulnya Windmill.
Time goes whenever you are,
time is your guiding star
That shines all thru your life,
makes you feel and move
My dreams are out in the far
So are yours a part of secret fairy tales,
dripped on the wings of a mistery mill
Windmill, windmill…
Keep on turning,
show me the way, take me today
Windmill, windmill…
Hearts are yearning, longing for love and a chance to be free
Don’t feel alone and depressed
Someone will come at last,
to soothe your stumbling mind,
to keep it away from the evil storm
Dan kenapa dengan Windmill ? Lucu, karena saya pernah mendedikasikan lagu ini untuk seseorang, dan mungkin lebih tepat untuk saya sendiri. Hm… setiap orang memang memiliki kenangan masing-masing.
Pahit.
Manis.
Getir.
Berwarna.
Kinda bittersweet memories.
Kepingan diri kita pernah terganjal kerikil sekedar untuk melangkah. Teman saya, memerlukan tiga tahun untuk melupakan patah hatinya. Teman saya yang lain, hanya memerlukan tak kurang dari seminggu untuk berganti halauan. Seorang Ibu, perlu setahun untuk bisa tegar menghadapi kehilangan besar atas putrinya. Seorang ayah, harus merelakan anaknya yang senantiasa digendong dengan penuh sayang telah beranjak dewasa dan harus mengikuti suaminya ditugaskan. Logika kecil saya, dalamnya kenangan tak pernah berbanding lurus dengan fungsi waktu, jika kita bisa menentukan dengan tepat posisi kenangan itu berada. Sehingga tak perlu melukai hati terlalu dalam. Semacam kenangan yang salah di saat yang tepat.
Ada potongan scene dalam manga Detektif Conan #37 yang begitu mengena. Dalam File 1 bertajuk Bye-Bye, Takugi kepada Miwako :
“Jangan pernah melupakan kenangan. Jika itu adalah kenangan yang berarti, jangan pernah lupakan. Karena jika manusia mati maka mereka hanya bisa hidup dalam kenangan orang lain.”
Ketika saya mengutip bait Windmill untuk seseorang, mungkin pada saat itu artinya tidak sedalam ketika saya menemukan Hot Chord lawas saya kembali beberapa tahun kemudian. Saya mengingat apa yang terjadi antara saya dan sebuah lagu yang samasekali abstrak bahkan hingga hari ini. Dan sesuatu yang timbul lebih kepada satu kalimat, membuat saya terkejut sendiri.
“Oh iya, ya.”
Ada beberapa dari kita yang setia dengan kenangan, menjadikannya satu tak terlupakan. Namun ada juga yang memilih beranjak dan menutup pintu rapat-rapat, membiarkannya padam dengan luka. Bagi saya, cara terbaik memposisikan kenangan justru membuka pintu kenangan sedikit saja sebagai pelajaran (tentunya hipotesis ini muncul setelah ada pengalaman lapangan :grinning: ).
Jujur, barangkali bertahun lalu ‘Oh iya, ya’ tak lebih dari sikap ‘OHH-whatever-but-DAMN-I-remember-things!’. Bertahun lalu. Saya bahkan lupa hingga menemukan si Windmill itu dan menjadikan ‘Oh iya, ya’ sebagai titik balik saya. Bahwa saya sudah selesai dengan kenangan masa lalu namun masih membuka pintu sedikit—tak perlu lebar-lebar, hanya mengintip. Bagaimana dengan anda?
Backsong of this post :
- Daughtry – What About Now
- John Mayer – Dreaming with a Broken Heart
- OneRepublic – Come Home
Benar ya. Kayak saat nyetir, kaca besar yang harus selalu diwaspadai dan diperhatikan adalah kaca depan yang besar. Tapi kita sesaat perlu mengintip kaca kecil yang kita gunakan untuk melihat belakang -spion-. agar kita belajar apa yang dibelakang, tanpa mengurangi konsentrasi tujuan kita ke depan.
BalasHapus