Rabu, 27 Februari 2013

What for?



Sebenarnya, menikah itu untuk apa sih?

Oke, ibadah.
Setelah ibadah?

Penyatuan dalam suatu keabsahan secara agama dan legalitas pemerintah, dimana hari demi hari dilalui dengan orang yang sama selama belasan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan hari. Setiap saat. Dengan berbagai kebusukan yang mungkin bertambah dari hari kehari. Dan ya, bertahan selama itu dengan perekat invisible bernama komitmen, di dunia yang isinya full drama seperti ini adalah... semi bulshit.

Well,
Kebetulan saja gesekan cerita orang-orang di sekitar lebih banyak busuknya. Indah di lima tahun awal. Kemudian, hancur dan berantakan setelahnya. Selingkuh. Impoten. PIL. WIL. Sensasi. Publisitas. 

It's nonsense.

Masalahnya adalah, tidak semua orang bisa berkomitmen. Tidak semua orang menganggap penting masa setelah pedekate. Masa-masa panjang setelah menikah. Tidak cukup cerdas dan tabah dan pengertian, setelah terbelit hutang, kerjaan kantor, kesibukan, dan dunia di luar keluarga.

Jadi, dimana sih sebenarnya hakikat menikah itu sendiri?

It's just... another camouflage to cover up some dark age, after. 
and,
marriage is not an answer
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar