Kemarin siang, rupa-rupanya saya kangen mendengar so last year boyband-Westlife-bernyanyi. Jadilah sambil beberes kamar sisa perang enam bulan melawan tugas akhir saya memutuskan untuk memutar, yap, kaset Westlife.
Sedikit bersalah, mendapati tumpukan kaset saya teronggok berdebu. Yah, entah sudah berapa lama saya tidak lagi memutar kaset setelah mengenal CD dan mp3. Technology save our lives. Hehe. Dengan sedikit harap-harap cemas, saya memasang kaset Westlife saya dalam player, berharap kaset ini sedikit lebih kooperatif daripada terakhir kali saya memutarnya : nge-roll parah dan membundet di beberapa bagian, mengakibatkan lagu ballad yang saya dengar menjelma menjadi repetan DJ (alias mampet).
Sukses! Saya mendapati suara idola saya jaman kimcil kembali memenuhi ruangan, menemani aktivitas beberes kamar. Hmm, sudah lama sekali rasanya. Memiliki kaset Westlife pertama kali pada saat kelas 3 SD, setiap jam istirahat begitu antusias bergosip mengenai Mark dan kawan-kawan, niat banget nabung demi edisi khusus majalah Bobo yang memuat poster (atau tabloid Fantasi ya itu?? Duh lupa).
salah satu koleksi majalah jadul, era BOYBAND adalah dewa :p
bahkan Dea Ananda dan Andien tampak begitu polos dan lugu ...
iklan CD dan kaset Westlife 'Coast to Coast'
salah satu kaset Westlife fav saya... Mark tidak tampak gay :'( He's soooo damn cool
Manusia, okee…dalam hal ini, saya lebih tepatnya, memang aneh. Ketika semua menjadi sangat mudah dan instan, terkadang saya merindukan hal-hal konvensional yang sederhana, manual, bahkan memerlukan effort lebih keras untuk dinikmati. Kenapa? Karena upaya lebih itulah yang justru membawa lebih banyak kepuasan bagi saya. Benar kok,
Saya lebih suka bakmi jawa yang dimasak dengan anglo daripada mi instan (note : jika saya punya waktu lebih untuk mengantri)
Saya lebih suka menunggu dengan sabar demi memiliki Harry Potter #7 dengan hasil menabung daripada meminjam punya teman atau membaca e-book (note : yang sangat memprihatinkan karena bahkan saya belum membaca seri terakhirnya hingga saat ini, meski teman sudah menawarkan untuk meminjami dan saya memiliki versi e-book nya)
Saya lebih suka belanja langsung di toko daripada belanja on-line (note : terkadang masih kurang marem kalau tak melihat barangnya terlebih dulu).
Banyak keterbatasan ternyata ya, yang membuat hidup ‘terpaksa’ disederhanakan. Dan kita, berenang di dalamnya untuk meneguk demi sedikit jika tak ingin benar-benar tenggelam dan tertinggal :) Kali ini, saya sedang suka sekali (lagi) dengan lagu When You Came Around-nya Westlife…
When you come around
You know you pick me up when I’m feeling down
And I want you to know, baby, how can I show
Do I have to scream and shout
Sibuk mengingat-ingat kegilaan berburu merchandise Westlife, iseng kliping-kliping nggak jelas, menanti setiap video klip Westlife di TV, officially broken hearted ketika Nick Westlife ternyata sudah taken :)) Haha. Meretas kenangan ketika teknologi masih terlalu berharga memang menyenangkan. Pelarian sementara dari dunia bernama realita :p
Westlife, in memoriam :') official soundtrack of my early puberty :p
Westlife, in memoriam :') official soundtrack of my early puberty :p
Rest in Peace..hahaha
BalasHapusnasib yang sama bagi kaset Westlife ku
aku juga punya Kaset Westlife yang pertama versi remake & Coast to Coast. Sayang yang ketiga dst udah gak pernah beli lagi.
Hebatnya..saking senengnya walau gak ada teks-nya aku hafal di luar kepala semua lagu Westlife esp album Coast to Coast *eheukhuk* tapi itu dulu
sekarang Kpop bak jamur di musim hujan yang menghuni laptopku. Dalam hitungan bulan, entah berapa giga sudah space HD terisi oleh koleksi album Kpop ^^
well, rest in peace my treasures, Westlife cassettes
wkwkwkw sama itu aja uda pada berdebu :DD
BalasHapus