Insomnia lagi.
Kalau kata mbak senior tukang travelling--sebut saja Mbak Agvi,
"Hape sama wifimu bikin off aja, Nduk." solusi cerdas penunda insomnia.
**
Iya, sengaja ingin membahasnya disini. Tentang viral.
Kemarin. Stasiun Klender terbakar.
Tadi. Dangerous Woman Tour nya Ariana di Manchester diteror. Bom.
Malam ini. Ada bom di Kampung Melayu.
Malam ini. Beberapa kali mengulik IG sibuk menjadi buzzer ala-ala buat proyek kantor.
Never stop influencing. Pak Bos menulis demikian.
Kemudian ini tentang pengaruh. Saya menelan ludah. Saat berita Kampung Melayu turun, saya sedang sibuk berkirim pesan online dengan rekan kerja. Si Ibu panik-kesal-takut.
"Apa jadinya? Tiap hari aku naik kendaraan umum karena perjalanan kantor-rumah super macet. Dan sekarang bahkan teror sudah menyebar. Bukan lagi menyasar kafe! Lama-lama Pasar! Terminal! Jalanan! Pada mikir nggak sih?!" itu bukan teks bersuara. Namun rasa takutnya menjalar sampai ke tengkuk. Saya merinding. Padahal awalnya stay cool.
Ketakutan yang sama. Suami belum pulang (tadi), ditelepon tak bisa. Sampai akhirnya iseng bilang ke rekan kerja,
"Bu, dulu suka nonton Kera Sakti?" saking mengalihkan rasa cemas.
Betapa mudahnya rasa takut dan bahagia itu menular secara viral. Lewat media. Berebut dopamin, serotonin, adrenalin dari jumlah like, topik yang diposting. Mudah ya?
**
#viralkanhalbaik
Mungkin semua ini dimulai dari satu-dua post saja. Rasa keingintahuan manusia akan hal negatif relatif lebih besar daripada hal positif. Itu yang dijajakan media. Kesedihan, rasa iba, simpati, luka, kekecewaan. Hal-hal tipikal yang laku di pasaran, seperti kacang rebus di musim hujan.
Apakah kemudian hal baik memang berkurang peminatnya?
'Banyak, kok.' batin berbisik pelan sekali, mungkin takut kena gap logika.
'Iya, banyak. Namun masih kalah banyak dengan publikasi hal negatif.'
Alunan Banda Neira tak pernah sesendu ini.
**
"Apa yang kamu bisa?"
"Siapa, aku?"
"Iya."
"Aku... aku mungkin hanya bisa menulis."
"Jangan terlalu banyak memberi porsi pada 'mungkin'. Bisa jadi itu senjata. A lethal weapon. Kompensasi kurangmu itu ya lewat kelebihan."
Lupa siapa yang bilang. Tapi terimakasih.
Barangkali sudah puluhan orang yang unfollow gara-gara jengah bosan muak sama tulisan saya. Hahaha.
Commitment is pushing yourself when no one else is around.
Hell yeah. Damn true.
**
#viralkanhalbaik
Harus ada yang memulai, lalu bersama, dengan senjata apapun yang dimiliki. Karena musuh masakini bukan lagi sekedar kompeni.
Mari akhiri sesuatu yang sudah dimulai, dengan hal yang sama saat mengawalinya.
#prayformanchester
#prayforjakarta
#prayforeverything
Apakah aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?
(masalahnya di Bekasi belum ketemu hutan sama pantai yang sebelahan, sih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar