Selasa, 17 Desember 2013

I love Javanese culture. Damn I don't know why?


Dan judul diataslah yang membuat saya niat-nekat-hajar menikah dengan adat jawa 80% full adat. Capek-pegel-pusing-prithilan banyak, tapi justru itu efek puasnya...




 
prosesi after akad. Lega - Akad


si Bapak yang mendadak alay. Zzzz - Midodareni


takin my lovely family for one pic at last - Akad


Rias Paes Ageng. FULL! Yang begitu dipengeni sejak masih SD. Yay! Dan cukup 1 kali saja karena tata galaksi konde yang sangat berat dan aseli bikin pusing - after Panggih


sangat. sangat. sangat. suka scene ini :") - Sungkeman


another funny scene :p - Sungkeman


random pic saat prosesi siraman. Kenapa tidak ada yang warning kalau bahkan jam 3 sore, matahari bersinar, rasa dingin ketika satu per satu perwakilan keluarga menyiram adalah tetap SEMBRIBIT, eh?? - Siraman



Tantangan sebenarnya bukan saat wedding ceremony, sebenarnya. Namun setelah itu. Menjalani rutinitas sehari-hari, ditambah seseorang yang sama akan dilihat pertama dan terakhir membuka-menutup mata setiap saat, berpadu mood masing-masing... tidak selalu dalam kondisi baik-bahagia-senang-gembira-kenyang-tertawa, kan? Dan menyeimbangkan happiness and sorrow itulah yang bukan perkara sulap-menyulap.



So, I... I just wanna say so sorry for all mistakes, swing moods, 
or anything stupidities left day by day. 
Love you, til the end of time :")
Yes, I do









2 komentar:

  1. Selamat mbak, akhirnya menemukan tulang rusuk asalnya. Semoga samawa... masihkah tulisannya mengesankan orangtua seumuran saya setelah menikah?

    BalasHapus
  2. Ahahaha. Monggo kalau masih sreg mas. Karena saya se-mood mood nya kalau menulis. Hehehehe. Matur nuwun sampun mampir :)

    BalasHapus