Hujan deras parah.
Suasana mood sedang luarbiasa tidak kondusif. Otak penuh untuk menulis tentang suatu isu, yang sukses mengusik hari, plus imbasnya menempatkan saya yang labelnya seorang human capital, di posisi ujung garpu. Terpojok. Tersudut. Big sh*t happened. Totally argh.
Okay, what kinda issue that make my day successfully, he?
I called it ... leadership.
Bergumul dengan para anak muda kemarin sore yang diberi tugas negara membangun cabang (termasuk saya), dan menemukan banyak loop hole yang luarbiasa didalamnya.
Saya berbicara tentang program MT. Management Training yang sukses menjadi trendsetter di nyaris semua aspek bisnis dewasa ini. Middle level yang dibentuk secara instan, berbanding terbalik antara proses dan hasil. Short process, higher impact.
Imbasnya?
Pemimpin karbitan kalau saya bilang. Analoginya mirip bayi belajar jalan. Pada saatnya dia seharusnya belajar merangkak, baru berjalan, ini dipaksa langsung berlari. Saya, sejak awal kuliah selalu berpikir bahwa pemimpin itu tidak serta merta dilahirkan. Insting memimpin boleh jadi memang ada. Namun bila sebatas insting tanpa jam terbang... wassalam lah. At least, in my opinion.
Anak kemarin sore yang diarahkan untuk handle suatu cabang. Dengan komposisi bawahan yang secara usia dan asam garam kadang lebih matang. Ironi. Masih ada pengaruh hormonal pubertas, rasan-rasan saya. Perlu upgrade pengetahuan, kematangan emosi, ketepatan problem solving. Too many things to learn before someone recognize himself... to be a leader. Kenapa banyak? Karena kualitas tersebut yang akan berdampak langsung pada staf bawah : cara handling complain, argumentasi dengan atasan/rekan kerja, memanusiakan manusia.
Apakah, sekedar arogansi bisa menjadikan bawahan patuh? Bisa. But, you will be another loser. Being bossy can't buy loyality. Jadilah tegas, bukan memerintah.
Ini bukan lagi masalah anda sebagai atasan bung, nona. Just look at yourself before you tryin so hard to show your inappropriate lead style. You just need to grow up first! Reduce your big ego melo drama.
Oh damn. Shit happened everyday today.
sedikit komentar random, tapi saat ini saya memiliki sedikit rasa pesimis untuk maju, karena selalu saja dianggap masih terlalu muda, belum siap menghadapi dunia. titel sarjana belum bisa dijadikan modal menyelesaikan permasalahan di dunia nyata. *frustasi
BalasHapus