Rabu, 24 Desember 2014

Tak Pernah Padam




Penghujung 2012 dan awal 2013--masa terburuk sekaligus refleksi terbaik saya sebagai seorang manusia, indeed.

**

Saat itu saya terpaksa putus dengan mantan saya (yang sekarang menjadi suami saya), sekedar untuk meresapi dengan sedalam-dalamnya arti kata 'komitmen'. Masa yang sangat penuh dengan rengekan, tangisan, dan entah apa lagi yang tersisa dari sebuah semangat hidup. 

Pathetic? Ya.

Dibalik segala absurditas yang saya jalani, saya mengalami metamorfosa menjadi pribadi yang 'berwarna'. Setelah 'ditampar' berkali-kali oleh rekan saya, seorang kawan yang luarbiasa hebat, saya bisa bernapas lagi dan berusaha bangkit dari patah hati mendalam. 

Satu hal yang saya notice, kesukaan saya terhadap warna gelap menjadi pudar. Saya menolak kembali suram dengan mulai mencari dan membeli baju-baju warna-warni, beraneka bentuk, dan lebih 'wanita'. Sebuah pelarian, memang. 

Hingga pada suatu saat saya tersadar bahwa saya seperti mengalami dejavu. Saya teringat lagi dengan suatu resolusi masa kecil yang terpending bertahun-tahun lamanya karena pikiran saya teralihkan oleh kisah pacaran anak muda :)

Saya suka batik.

Saya jatuh cinta dengan batik. Apapun itu. Saya suka motifnya, saya suka warnanya, saya mengagumi filosofi dan keanggunannya, semua hal. Saya bahkan bisa saja memakai batik kapanpun saya suka, bahkan di luar stigma 'Jumat-adalah-hari-batik'. Dan saat itu saya berpikir, suatu saat mimpi saya untuk bisa membuat baju batik sendiri harus tercapai, bagaimanapun caranya.

**

Saya menceritakan cinta saya terhadap batik, entah kepada berapa banyak orang. Setiap kali ada yang menanyakan tentang passion, cita-cita, ambisi, hal yang berbau serupa itu, saya akan jawab dengan tanpa keraguan : batik.

Saya tidak tahu ini ambisi kah, passion kah, cita-cita kah. Namun saya hanya bisa membayangkan dan berapi-api dalam pikiran saya bahwa kelak saya akan memegang batik saya sendiri. Batik yang saya buat dengan sketsa pensil HB saya, di atas kertas A4, dengan pilihan batik sesuka hati saya, tanpa ada yang mengintervensi. 

Keyakinan itu saya simpan rapat-rapat, sendirian dalam hati. 


**

"You have to go whole heartedly into anything in order to achieve anything worth having." -- Frank Lloyd  Wright


Pada akhirnya, rasa itu tak pernah padam, persis seperti kata Sandy Sandoro :'))









kindly check my personal IG : @alovelypaw :)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar