Senin, 06 Juli 2015

All of me, enthusiasm





"Kamu kan lulusan ***, kenapa mau kerja disini?"

Banyak hal, yah. Kenapa saya bekerja di suatu tempat bisa jadi karena takdir, bisa jadi karena ini adalah kesempatan pertama, bisa jadi karena saya terlalu enggan untuk menunggu lama lepas dari status sarjana (gengsi dong ya, hahaha). Atau alasan lain. Persetan masa lalu, cumlaude itu mungkin mengantarkan saya memasuki suatu fase bekerja di perusahaan A, B, C (kalau saya boleh defense), namun ketika sudah terlanjur terjerumus dan kepalang basah, cumlaude hanyalah cumlaude.



"Kamu dibayar berapa, sampai seniat ini bikin project?"

Nampaknya terlalu banyak ketidakpuasan yang muncul atau timbul, ketika seseorang berkata seperti ini kepada saya. Project, bukan juga suatu media untuk show off. A lil bit, I guess. Hehehe. Mm, pada dasarnya setiap manusia akan merasa senang ketika ada hasil kontribusi diapresiasi dengan baik. Manusiawi. Itu adalah pencapaian sederhana yang manis. Jadi, kontribusi itu bukan perkara ingin naik jabatan atau perkara ingin terpandang seantero nasional, tapi... sekedar melihat ekspresi 'senang' orang lain yang berimbas dari keisengan itu, everything. Memang kalau saya tidak dibayar, saya akan diam saja dan menjalani eight-to-five dalam kejenuhan administratif? Oh man, saya bisa mati bosan!





"Kamu nggak mirip jabatan kebanyakan, yang lain kalem, tenang, dan membumi."

Nanana. Saya mungkin tidak terlalu tenang, terlalu fluktuatif, terlalu sporadis dan disorganized. Saya benci mengisi rangkaian spreadsheet, saya benci tenggat waktu untuk mengirim report, saya kesulitan dalam hal menuangkan sesuatu dalam hal sekaku tabel excel. Saya suka berinteraksi, berhubungan dan menyelesaikan banyak case meski saya juga sering terkena--rrr---komplain (?). Saya suka kerepotan sendiri mengurus suatu acara. Karena itu, mungkin saya sangat bukan tipe pemimpin yang karismatik (nggak niat ke arah situ juga, sih). Dan karena saya tahu saya bukan tipe pemimpin, saya memilih porsi lain sesuai dengan bidang saya. Sometimes under the spotlight, or dance like crazy, or solve particular probs. Tiap orang memiliki excitement masing-masing yang sangat melekat. Dan ya, kalem-tenang-membumi sangat bukan karakter saya menjalani job saya . 



"Sudah terlalu lama kamu disini, tidak ingin berkembang?"

Bukan tidak ingin berkembang. Berkembang mungkin tidak seklise naik jabatan. Memang faktanya tidak seklise itu jika berkacanya adalah dalam kasus saya. Seorang ibu dan istri, dengan rutinitas yang (seharusnya) mobile. Pada akhirnya saya lebih suka memilih salah satu. Berkembang bagi saya sebelas dua belas dengan kontribusi. In case, belum tentu seseorang yang lebih menanjak secara karir benar-benar memiliki soul atas hal yang ia kerjakan, demikian juga sebaliknya. I need more time to play around, Sir







Begitulah. 


Seperti awal-awal yang pernah saya tulis, semua ini adalah tentang berkembang di kolam kecil untuk menjadi ikan yang besar. Besar, tidak berarti sekedar perkara jabatan setinggi apa, seberapa lama kita berkarir, ataupun seberapa banyak nominal yang kita hasilkan. Paham, itu mustahil dan klise. Semua itu penting, namun dalam perspektif saya semua hal itu tidak mutlak. Mungkin disini saya sangat bersyukur memiliki suami yang sangat mendukung kegilaan dan segala excitement saya, alih-alih hanya seperti tong kosong berbunyi nyaring.